Pada zaman dahulu (pada zaman penjajahan belanda),ada seorang pemuda
bernama Trunojoyo. Dia seorang pemuda yang suka berkelana dan
menyebarkan agama Islam.
Disuatu tempat, pemuda tersebut tidak sengaja melihat kompeni yang
merampas hasil panen para petani secara paksa. Pemuda itu merasa kasihan
melihat para petani. Lantas pemuda tersebut meminta pada kompeni untuk
tidak merampas hasil panen para petani. Kompeni marah, karena pemuda
bernama Trunojoyo tersebut telah berani menentang kompeni. Kemudian
kompeni berencana menangkap Trunojoyo.
Karena mengetaui rencana tersebut, Trunojoyo lari dan bersembunyi
disuatu tempat. Tempat tersebut sangat aman dan makmur, terletak di tepi
sungai bengawan madiun.
Di tempat tersebut, dia menyebarkan agama islam, ia juga menemukan
jodohnya yang bernama Nawang, anak dari sesepuh tempat tersebut yang
bernama bapak Margorejo akhirnya mereka menikah. Setelah beberapa tahun
menikah, mereka dikaruniai dua anak bernama Ongge dan Kalan. beberapa
tahun kemudian Belanda menemukan daerah tersebut dan mengetahui bahwa
trunojoyo beberapa di tempat tersebut. Karena hal itu, Belanda pun
berencana untuk menghancurkan tempat tersebut dan menangkap
Trunojoyo.Belanda pun melancarkan serangannya untuk menghancurkan tempat
tersebut.
Semua warga tempat tersebut tidak terima atas sikap Belanda, maka
dari itu mereka dimpimpin oleh Trunojoyo dan Margo Rejo perang melawan
Belanda. Karena banyak tentara Belanda yang mati, ahkirnya Belanda
pindah dan lari dari tempat tersebut. Trunojono merasa senang sekaligus
sedih ,karena mertua,istri,dan kedua anaknya meninggal dunia dalam
isiden tersebut.
Untuk mengabadikannya,maka tempat itu diberi nama desa Tawang
Rejo(yang terdiri dari tiga dukuh yaitu Longg,Bakalan dan Budug) yang
terletak bagian timur,’’Kabupaten Magetan ,merupakan perbatasan antara
Kabupaten Magetan dan Kota Madiun.
Minggu, 21 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar